Game  

Kenapa Black Myth: Wukong Gagal Menjadi Game of the Year 2024?

Kenapa Black Myth: Wukong Gagal Menjadi Game of the Year 2024?

Sebagai salah satu game yang paling diantisipasi dalam beberapa tahun terakhir, Black Myth: Wukong mencuri perhatian gamer di seluruh dunia sejak trailer pertamanya dirilis. Visual yang memukau, gameplay yang menjanjikan, dan kisah yang diangkat dari legenda klasik Journey to the West membuatnya terlihat seperti calon kuat untuk Game of the Year (GOTY). Namun, kenyataannya tidak semanis ekspektasi. Lantas, apa yang membuat game ini gagal meraih predikat GOTY?

1. Ekspektasi Terlalu Tinggi

Salah satu alasan utama kegagalan Black Myth: Wukong untuk mencapai puncak adalah ekspektasi yang terlalu tinggi. Trailer awalnya menunjukkan visual menakjubkan dengan efek grafis canggih, seperti penggunaan Unreal Engine 5 yang luar biasa. Namun, begitu game dirilis, banyak pemain merasa hasil akhirnya tidak sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalam trailer.

Meski visualnya tetap tergolong bagus, beberapa bagian terasa kurang halus, terutama pada animasi dan desain lingkungan tertentu. Hal ini membuat banyak pemain merasa “dibohongi” oleh pemasaran yang terlalu melebih-lebihkan.

2. Gameplay yang Kurang Variatif

Meskipun Black Myth: Wukong menawarkan pengalaman aksi RPG dengan gaya soulslike, banyak kritikus merasa gameplay-nya kurang variatif. Sistem pertarungan memang menarik pada awalnya, tetapi semakin lama terasa repetitif.

Mini-boss dan musuh biasa sering kali menggunakan pola serangan yang mirip, sehingga mengurangi tantangan dan keunikan setiap pertempuran. Selain itu, elemen eksplorasi dalam game ini dianggap kurang menonjol, dengan desain level yang terasa linear dan monoton.

3. Masalah Teknis Saat Peluncuran

Tidak bisa dipungkiri, game modern sering kali menghadapi tantangan teknis saat peluncuran, dan Black Myth: Wukong bukan pengecualian. Banyak pemain melaporkan bug yang mengganggu, seperti crash mendadak, glitch pada animasi, hingga masalah pada optimalisasi frame rate.

Masalah-masalah ini membuat pengalaman bermain menjadi kurang nyaman, terutama bagi pemain yang menggunakan perangkat keras di bawah spesifikasi tinggi. Meskipun patch telah dirilis untuk memperbaiki sebagian besar masalah ini, kerusakan reputasi sudah terjadi.

4. Kisah yang Tidak Sepenuhnya Digarap Maksimal

Sebagai game yang diangkat dari salah satu legenda paling terkenal di dunia, Journey to the West, tentu ada harapan tinggi terhadap cerita yang dihadirkan. Sayangnya, narasi dalam Black Myth: Wukong dianggap kurang menggigit.

Banyak yang merasa bahwa cerita game ini terlalu banyak mengambil inspirasi dari sumber aslinya tanpa memberikan sentuhan baru yang signifikan. Karakter utama, Sun Wukong, juga terasa kurang berkembang sepanjang cerita, sehingga pemain sulit terhubung secara emosional dengan perjalanan dan perjuangannya.

5. Kompetisi yang Sangat Ketat

Tahun peluncuran Black Myth: Wukong juga menjadi salah satu faktor mengapa game ini gagal menjadi GOTY. Tahun tersebut diwarnai dengan rilis game-game besar seperti The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom, Starfield, dan Spider-Man 2.

Game-game tersebut tidak hanya memiliki kualitas yang luar biasa tetapi juga mendapatkan dukungan komunitas yang sangat besar. Dalam kompetisi seperti ini, Black Myth: Wukong kesulitan untuk bersinar.

6. Kurangnya Identitas yang Kuat

Meskipun menggunakan tema legenda klasik, Black Myth: Wukong sering kali dibandingkan dengan game soulslike lainnya seperti Dark Souls, Sekiro: Shadows Die Twice, atau bahkan Elden Ring. Hal ini membuat game ini terasa seperti “tiruan” daripada sesuatu yang benar-benar inovatif.

Ketiadaan elemen pembeda yang signifikan membuat game ini kehilangan identitas uniknya. Dalam industri yang sangat kompetitif, memiliki identitas yang kuat adalah kunci untuk mencuri perhatian pemain dan kritikus.

Apa yang Bisa Dipelajari?

Kegagalan Black Myth: Wukong untuk meraih gelar GOTY sebenarnya memberikan pelajaran berharga bagi pengembang game lainnya. Salah satu hal yang paling penting adalah menjaga keseimbangan antara ekspektasi dan realisasi. Terlalu banyak hype tanpa produk yang sepadan hanya akan berujung pada kekecewaan.

Selain itu, pengalaman bermain yang solid, narasi yang kuat, dan inovasi yang jelas adalah elemen penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan game berkualitas tinggi. Jika masalah-masalah ini dapat diatasi, bukan tidak mungkin Black Myth: Wukong akan menjadi awal dari seri game yang lebih baik di masa depan.

Kesimpulan Black Myth: Wukong Gagal

Black Myth: Wukong adalah game yang memiliki potensi besar tetapi gagal memenuhi harapan karena berbagai alasan, mulai dari masalah teknis hingga gameplay yang kurang memikat. Meskipun demikian, game ini tetap menjadi contoh ambisi besar dari pengembang independen yang berhasil menarik perhatian dunia.

Untuk gamer, Black Myth: Wukong tetap layak dicoba, terutama jika Anda menyukai game dengan tema mitologi dan gaya soulslike. Namun, untuk menjadi Game of the Year, tampaknya game ini masih memiliki jalan panjang yang harus ditempuh.

Review dari Pengamat Game tentang Black Myth: Wukong

Berikut adalah rangkuman opini dari beberapa pengamat game terkenal mengenai Black Myth: Wukong:

IGN

IGN memberikan skor 7.5/10 untuk Black Myth: Wukong. Dalam ulasannya, IGN memuji visual dan atmosfer yang luar biasa, terutama bagaimana dunia game berhasil menghadirkan suasana epik mitologi Tiongkok. Namun, mereka mencatat bahwa Black Myth: Wukong mengalami kekurangan pada elemen gameplay, yang terasa repetitif. IGN juga menyayangkan narasi yang tidak dieksplorasi lebih dalam.

Visualnya menakjubkan, tetapi pengalaman gameplay tidak cukup untuk menempatkannya di jajaran game legendaris seperti Sekiro atau Elden Ring.

GameSpot

GameSpot memberikan skor 6/10. Mereka menyoroti masalah teknis yang mengganggu pengalaman bermain, seperti frame rate drop dan bug animasi. Selain itu, mereka merasa bahwa game ini terlalu fokus pada grafis hingga mengorbankan mekanik gameplay dan kedalaman cerita.

Black Myth: Wukong adalah contoh game dengan potensi besar yang gagal dimanfaatkan sepenuhnya. Visual memukau tidak cukup untuk menutupi kelemahan lainnya.*”

Eurogamer

Eurogamer tidak memberikan skor numerik tetapi menyebut game ini sebagai “a visually striking yet flawed experience.” Mereka memuji kreativitas desain musuh dan inspirasi budaya Tiongkok yang unik, namun mengkritik kurangnya inovasi pada mekanik permainan.

Game ini menyajikan keindahan visual yang jarang ditemukan, tetapi gameplay-nya terasa seperti perjalanan yang belum selesai.

Polygon

Polygon menekankan bahwa Black Myth: Wukong adalah langkah besar bagi pengembang independen, tetapi menyarankan bahwa mereka harus lebih fokus pada desain level dan narasi untuk proyek berikutnya. Mereka mencatat bahwa game ini lebih cocok untuk penggemar berat genre soulslike daripada pemain kasual.

Ini adalah permulaan yang menjanjikan bagi Game Science, tetapi untuk menjadi pesaing GOTY, mereka perlu memperbaiki elemen fundamental gameplay dan storytelling.

Kotaku

Kotaku memberikan ulasan yang cukup positif, menyebutkan bahwa Black Myth: Wukong menawarkan pengalaman yang “berbeda” meskipun dengan kekurangan. Mereka memuji komitmen pengembang dalam membawa mitologi Tiongkok ke dunia game global.

Meskipun tidak sempurna, Black Myth: Wukong adalah karya yang berani dan unik. Jika Anda bisa mentoleransi kekurangannya, ada banyak hal yang bisa dinikmati.

Kesimpulan dari Pengamat

Meskipun Black Myth: Wukong memiliki kekurangan pada gameplay, narasi, dan masalah teknis, banyak pengamat tetap mengakui ambisi besar dari Game Science sebagai pengembang. Game ini dianggap sebagai awal yang baik, meskipun belum mampu bersaing di level tertinggi industri. Dengan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut, bukan tidak mungkin sekuel atau proyek mendatang dari studio ini bisa menjadi kandidat kuat untuk Game of the Year.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *